Agama Islam sebagai agama rahmatan
lil’alamin sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar,
bahkan Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman belajar. Setiap
apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan, maka dibalik perintah
Allah tersebut pasti terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi
manusia itu sendiri. Demikian juga dengan perintah untuk belajar, beberapa hal yang penting berkaitan dengan belajar antara lain:
1). Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupannya. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang didapatkannya manusia akan dapat mempertahankan kehidupannya. Dengan demikian orang yang tidak pernah belajar mungkin mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan atau mungkin ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangat terbatas, sehingga mereka akan kesulitan ketika harus memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang dihadapinya. Karena itu kita diajak oleh Allah untuk merenungkan, mengamati, dan membandingkan, antara orang-orang yang mengetahui dan tidak, sebagaimana yang terdapat pada firman Allah QS Al-Zumar : 9
“Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya, hanya orang-orang yang
berakalah yang mampu menerima pelajaran”.1). Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupannya. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang didapatkannya manusia akan dapat mempertahankan kehidupannya. Dengan demikian orang yang tidak pernah belajar mungkin mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan atau mungkin ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangat terbatas, sehingga mereka akan kesulitan ketika harus memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang dihadapinya. Karena itu kita diajak oleh Allah untuk merenungkan, mengamati, dan membandingkan, antara orang-orang yang mengetahui dan tidak, sebagaimana yang terdapat pada firman Allah QS Al-Zumar : 9
2). Allah melarang manusia untuk tidak mengetahui segala sesuatu yang manusia lakukan. Apapun yang dilakukan manusia mereka harus mengetahui kenapa mereka melakukan sesuatu perbuatan. Dengan belajar kita dapat menengetahui apa yang kita lakukan, sehingga manusia dapat memahami tujuan dari segala perbuatannya. Selain itu, dengan belajar manusia akan memiliki ilmu pengetahuan dan terhindar dari taqlid buta, karena setiap apa yang kita perbuat akan dimintai pertanggungan jawaban oleh Allah, sebagaimana firmanNYA pada Al-Isra: 36,
“Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang kamu tidak ketahui, karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran, dan daya nalar pasti akan ditanyai tentang hal itu”.
Aktivitas mengetahui adalah hasil dari belajar. Hanya orang-orang yang belajarlah yang mampu memahami:
Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya, kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. Al-Ankabut/29:43).
Dan hanya orang-orang yang berilmulah yang takut kepada Allah:
“…Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama…(Qs.Faatir/35:28).
3). Dengan ilmu yang dimiliki oleh manusia melalui proses belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada hambanya. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yang berbunyi :
“…. niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu”.
Ilmu dalam hal ini bukan hanya pengetahuan tentang agama saja, tetapi juga ilmu non-agama yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak dan diri orang yang menuntut ilmu.
- Pengertian Belajar. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan idividu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam bahasa asingnya: “Leaning is a change in the individual due to intruction of that individual and his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment” (W.H Burton, The Guidance of Learning Activities, 1984). Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun dalam sikapnya. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuannya ialah, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar. Dalam aspek keterampilan ialah, dia tidak bias menjadi bias, dari tidak terampil menjadi terampil. Dalam aspek sikap ialah, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dari kurang ajar menjadi terpelajar. Hal ini merupakan salah satu criteria keberhasilan belajar yang diantaranya ditandai oleh terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Tanpa adanya perubahan tingkah laku, belajar dapat dikatakan tidak berhasil atau gagal.
Perubahan tidak akan terjadi apabila
tidak ada usaha dari guru sebagai pengajar tanpa adanya usaha yang
gigih, sebagai mana diungkapkan salam Al-Qur’an QS. Al-Fath ayat 23
Artinya: “Sebagai suatu sunnatullah
yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan
perubahan bagi sunnatullah itu”.
Ernest R. Hilgard dalam bukunya Introduction to psychology mengemukakan: “We
may define lerning as the process by which an activity originates or is
changed through responding to asituation, provid the change cannot be
attributed to growth or the temporary state of the organism (as fatique
or under drugs).” Terjemahan bebasnya ialah” Belajar adalah suatu
proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi
suatu keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh suatu proses
pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara (seperti
kelelahan atau karena pengaruh obat-obatan).”
H.C. Witherington dalam bukunya Educational Psycology mengemukakan bahwa “Belajar
adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan
kepribadian atau suatu pengertian.”
Ketiga definisi tersebut menunjukan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan
manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh pross
pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan
yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam
kebiasaan (habitat), kecakapan-kecakapan (skill) atau dalam ketiga aspek
yakni pengetahuan (kognitif), sikap (affektif), dan keterampilan
(psikomotor). Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok
dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau sisiwa.
Pandangan seorang guru terhadap
pengertian belajar akan mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswa
untuk belajar. Seorang guru yang mengartikan belajar sebagai menghafal
fakta tentunya akan lain cara mengajarnya dibandingkan dengan guru lain
yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatun proses perubahan tingkah
laku. Untuk itu penting artinya pemahaman guru akan pengertian belajar
tersebut.
- Pengertian Mengajar
Seanjutnya kita beralih dari pengertian
belajar pada pengertian mengajar yang dikemukakan oleh para pakar
pendidikan, antara lain yang akan dikemukakan berikut ini. Jerome S.
Bruner dalam bukunya Toward a Theory of Intruction mengemukakan bahwa “Mengajar
adalah menyajikan ide, problem, atau pengetahuan dalam bentuk yang
sederhana sehingga dapat dipahami ole setiap siswa.”
Mengajar ini juga sama pentingnya dengan
belajar, karena tanpa ada yang mengajar belajarpun tidak akan maksimal,
walau ada sebahagian kecil orang yang dapat belajar otodidak Itanpa
adanya seorang pengajar). Tuntutan mengajar ini telah di contohkan dalam
Al-Qur’an langsung oleh Alloh SWT kepada nabi Isa AS. yaitu dalam QS
Al-Ma’idah ayat 110 berbunyi:
Artinya” “(ingatlah), ketika Allah
mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan
kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul qudus. kamu dapat
berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah
dewasa; dan (Ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah,
Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah
(suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, Kemudian kamu meniup
kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan
seizin-Ku. dan (Ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta
sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan
seizin-Ku, dan (Ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari
kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (Ingatlah) di waktu Aku
menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala
kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu
orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan
sihir yang nyata”.
Selanjutnya firman Alloh dalam QS. Al-Alaq ayat 5
Artinya: “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Teknik untuk menyederhanakan bahan yang
akan disajikan tersebut menurut Bruner adalah dengan cara enactive,
iconic, dan symbolic. Penyajian enactive adalah penyajian suatu bahan
pelajaran dalam bentuk gerak atau dalam bentujk psikomotor. Cara
penyajian ini amat sederhana, kongkret, bahkan dapat dikatan primitif.
Penyajian iconic melibatkan penggunaan grafik dalam penyajian suatu ide,
objek atau prinsip. Cara penyajian ini lebih abstrak bila dibandingkan
dengan penyajian enactive. Sedangkan penyajian symbolic adalah dengan
menggunakan bahasa dan penyajiannya hendaknya mengikuti perkembangan
jiwa anak. Dengan demikian, guru dapat memilih cara penyajian mana yang
akan diterapkan dalam menyampaikan materi pelajarannya terhadap
siswanya, dengan memperlihatkan tinglkah perkembangan jiwa anak
tersebut. Bruner percaya bahwa semua hgal dapat diajarkan pada semua
tingkat usia. Dalam hal ini ia telah membuktikannya dengan mengajarkan
persamaan kuadrat kepada anak yang masih muda melalui cara penyajian
yang kurang abstrak.
Brinr berpendapat bahwa guru perlu sekali
menganalisis benar-benar bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa,
menentukan tingkat kesukarannya, dan menentukan cara penyajiannya yang
tepat sesuai dengan tingkat perkemban.gan kejiwaan anak yang akan
mempelajarinya. Untuk keperluan ini, guru perlu benar-benar
memperhatiakn predisposisi sisiwa dalam belajar dan pengalaman
–pengalaman belajar yang pernah dipelajari atau dialaminya, serta
struktur pengetahuan yang harus ia ajarkan kepada siswa-siswanya.
Mengingat mengajar merupakan suatu
perbuiatan yang memerlukan tanggung jawab moral, maka berhasilnya
pendidikan siswa secara formal terletak pada tanggung jawab guru dalam
melaksanakan tugas mengajar. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau
pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana. Dikatan unik karena
berkenaan dengan manusia yang belajar, yakni siswa dan guru yang
mengajar serta bertalian erat dengan manusia didalam masyarakat. Dikatan
sederhana karena mengajar dilaksanakan secara preaktis dalam kehidupan
sehari-hari dan mudah dihayati oleh siapa saja.
- Pentingnya Belajar
Tuntutan untuk belajar ini diwajibkan
bagi setiap orang muslim, sebagaimana sebuah hadis menjelaskan yang
artinya: “Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga masuk liang lahat”.
Pelajaran yang di pelajaripun tidak hanya
terfokus pada pelajaran agama saja, tapi universal pada ilmu-ilmu umum,
sepanjang ilmu itu tidak bertolak belakang dengan ajaran-ajaran Islam.
Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits yang artinya: “Cariah ilmu
walaupun sampai ke negeri Cina”. Dari hadits tersebut jelaslah bahwa
sejarah mencatat pada waktu nabi belum lahirpun di negeri Cina sudah
berkembang ilmu pengetahuan, sehingga pada waktu Nabi terlahir Nabi
menganjurkan kepada para sahabat untuk menuntut ilmu pengetahuan ke
negeri Cina yang pada waktu itu notabene di Cina belum terjamah oleh
dakwah Islam.
Tuntutan belajar sangatlah penting
sehingga saking pentingnya belajar, pahalanyapun sama dengan berjihad fi
sabilillah, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an QS. At Taubah ayat
122 berbunyi:
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.”
Firman Alloh QS. Al-Mujadalah ayat 11
Artinya: “Hai orang-orang beriman
apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.
- Pentingnya Mengajar
Mengajar pada prinsipnya adalah
membimbing siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Atau dapat pula
dikatan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga
menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Pengertian ini
memngandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai
organisator kegiatan belajar siswa yang mampu memanfaatkan lingkungan,
baik yang terdapat di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengertian ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh W.H.Bruner “Theaching is the
guidance of lerning activitas.”
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa
mengajar merupakan sebuah seruan kepada perubahan, intinya perubahan itu
merupakan perubahan yang baik. Saking pentingnya mengajar di dalam
Al-Qur’an pun dijelaskan bahwa orang yang menyeru/mengajak kepada
kepaikan maka akan diberi pahala yang besar. Sebagaimana firman Alloh
dalam QS. Al-Ahqaf ayat 31:
Artinya: “Hai kaum kami, terimalah
(seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya,
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari
azab yang pedih.
Pemahaman akan pengertian dan pandangan
guru terhadap mengajar akan mempengaruhi peranan dan aktivitasnya dalam
mengajar. Sebaliknya, aktivitas guru dalam mengajar serta aktivitas
siswa dalam belajar akan sangat bergabntung pula pada pemahaman guru
terhadap mengajar. Mengajar bukan skedar proses penyampaian ilmu
pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks,
yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai
aspeknya.
Peristiwa belajar-mengajar banyak barakar
pada berbagai pandangan sebagimana yang diungkapkan diatas. Pandangan
tentang beklajar-mengajar tersebut banyak mengalami perkembangan selajan
dengan tuntutan perkemabangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat, sehingga timbul berbagai panadangan dan konsep baru dalam bidang
pendidikan yang tentunya memberikan modus baru dalam strategi belajra
mengajar. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan-perubahan atau
inovasi yang cukup mendasar dalam pendidikan, antara lain timbulnya
kebijaksanaan penyempurnaan kurikulum pada kurun waktu tertentu, sebagai
penympurnaan kurikulum yang sudah dianggap tidak lagi mewadahi tuntutan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat saat ini.
Kurikulum suatu lembaga pendidikan
menganut prinsip fleksibilitas. Hal ini m,engandung arti bahwa kurikulum
hendaknya mengikuti perkembangan atau kemajuan zaman sehingga relevan
dengan kondisi masyarakat pada \saat itu. Tanpa memperlihatkan prinsip
ini pogram pendidikan apapun yang diterima anak akhirnya akan sia-sia
karena tidak sejalan dengan kebutuhan kurikulum, mengingat kehidupan pun
dinamis. Pada akhirnya, semua hal yang dikemukakan diatas pilalah yang
memberikan motivasi terhadap guru untuk senantiasa memngembangkan dan
meningkatkan kmampuannya sehingga apa yang diberkain kepada anak
didiknya akan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
kepentingan bangsa dan negara.
Jakiyah Darajat, Prof DR. Ilmu Pendidikan Islam. 1995. Bumi Aksara: Jakarta.
Hadlari Nawawi. Pendidikan Islam. 1987. Usaha Nasional: Surabaya.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
http://mtsbahrululumawipari.wordpress.com/2011/05/09/belajar-mengajar-menurut-pendidikan-islam/
0 komentar:
Posting Komentar