26 Oktober 2013




JURNAL

NOVEL WORKING WOMAN KARYA ITA SEMBIRING
ANALISIS TEMA, PENOKOHAN, DAN NILAI PENDIDIKAN



OLEH
MOH NURUDIN
NIM 09112031








PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI BOJONEGORO
2013



NOVEL WORKING WOMAN KARYA ITA SEMBIRING
ANALISIS TEMA, PENOKOHAN, DAN NILAI PENDIDIKAN






JURNAL
Diajukan kepada
IKIP PGRI Bojonegoro
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana





Oleh
MOH NURUDIN
NIM 09112031






PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI BOJONEGORO
2013







NOVEL WORKING WOMAN KARYA ITA SEMBIRING

ANALISIS TEMA, PENOKOHAN, DAN NILAI PENDIDIKAN



Moh Nurudin

IKIP PGRI BOJONEGORO

dynnoer@yahoo.co.id



Abstrak : Novel adalah sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata. Tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan dirasakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan tentang tema, penokohan, serta nilai pendidikan dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Working Woman karya Ita Sembiring memiliki tema tentang pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik. Serta terdapat tokoh utama Cinder Sisada dan tokoh tambahan yaitu Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Annemie Klauwen, Duwen, Billay, Anyos, Marlies, Oseh Hapari, Marijn de Graf, Hans Konijn, Judy, Dolly. Serta terdapat nilai-nilai pendidikan sosial, budaya, moral, dan religius yang dapat menjadikan pembelajaran dalam kehidupan.



Kata Kunci: Analisis Tema, Penokohan, Nilai Pendidkan, Novel.



Abstract: Novel is a fictional story that attempted to describe or depict the life of his characters by using grooves. Fictional story as a story not just wishful thinking. But an imagination that produced by the author is the reality or phenomenon seen and felt. The method used is descriptive qualitative method. The purpose of this research is to describe about the themes, characterizations, and the value of education in the novel Working Woman by Ita Sembiring.

The results of this study indicate that the novel Working Woman by Ita Sembiring have themes of sacrifice and tenacity of a woman who worked overseas as a casual laborer in a factory. And there is a main character Cinder Sisada and additional figures are Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Annemie Klauwen, Duwen, Billay, Anyos, Marlies, Oseh Hapari, Marijn de Graf, Hans Konijn, Judy, Dolly. And there is educational value of social, cultural, moral, and religious learning can make in life.



Keywords: Analysis of Themes, Personalities, Value Education, Novel.





Pendahuluan

Karya sastra merupakan suatu karya yang erat dengan ajaran etika, moral, dan akhlak yang tinggi, maka studi mengenai karya sastra dapat memberikan peranan yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Selain itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalaui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya. Sampai saat ini sastra tidak hanya dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajenasi,  dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya yang kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual disamping konsumsi emosi. Karya sastra juga dapat memberikan suatu nilai-nilai keindahan yang dapat menenangkan jiwa dan menjadikannya suatu tuntunan yang akan menuntun kearah yang lebih baik.

Menurut Rene Wellek dan Austin Waren (dalam Susanto 2013:21) mengatakan bahwa sastra adalah insituti sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra meniru alam dan dunia subjektif kehidupan manusia.

Kajian Teori

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (2007:37) analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya.

Kosasih (2012:60) berpendapat bahwa novel diartikan sebagai karya imajenatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2009:4) novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajenatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain, yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajenatif.

Novel selain memiliki unsur dan jenis, novel juga memiliki ciri-ciri, antara lain:

a.    Karya sastra berjenis narasi.

b.    Berbentuk prosa.

c.    Bersifat realistis.

d.   Karya sastra yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pikiran pengarang sebagai reaksinya atas keadaan sekitarnya.

e.    Bentuknya lebih panjang dari karya fiksi yang lain.

f.     Alur ceritanya cukup kompleks.


Jenis-jenis Novel

a.    Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita, novel terbagi dua jenis yaitu :

1)   Novel Fiksi

2)   Novel Non Fiksi

b.    Jenis novel berdasarkan genre cerita yaitu :

1)   Novel Romantis

2)   Novel Horor

3)   Novel Misteri

4)   Novel Komedi

5)   Novel Inspiratif

c.    Jenis novel berdasarkan isi, tokoh, dan pangsa pasar.

1)   Teenlit

2)   Chicklit

3)   Songlit

4)   Novel dewasa


5.    Unsur-unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik itu meliputi:

a.    Tema

Tema yaitu pokok persoalan dalam cerita. Dan tema merupakan suatu permasalahan yang diangkat dalam suatu cerita dan menjadi garis besar permasalahan yang dipaparkan (Edy Sembodo, 2009:8).

b.    Penokohan dan Perwatakan

Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam suatu cerita (Sudjiman dalam Edy Sembodo, 2009:5). Tokoh sendiri terbagi menjadi beberapa tokoh, dari tokoh utama, tokoh tambahan, dan lain-lain.

c.    Plot atau Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian, klimaks, dan akhir cerita. Serta alur cerita bisa bersifat maju maupun mundur.

d.   Latar

Latar yaitu lingkungan yang melingkupi tokoh-tokoh yang ada pada cerita.

e.    Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:248) mengatakan bahwa sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan.

e.    Amanat

Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya sastra bisa berupa kritik, harapan, dan usul.

6.    Unsur-unsur Ekstrinsik Novel

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bentuk dan tujuan dalam susunan karya sastra (Edy Sembodo, 2009:8).

8.    Pengertian Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra merupakan nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik dan menjadikan suatu pelajaran atau tuntunan hidup seseorang. Jenis-jenis Nilai Pendidikan

a.    Nilai Pendidikan Budaya

Nilai pendidikan budaya adalah nilai yang berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia (Kosasih, 2012:3).

b.    Nilai Pendidikan Moral

Nilai pendidikan moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya (Kosasih, 2012:3).

c.    Nilai Pendidikan Sosial

Menurut Kosasih (2012:3) nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan).

d.   Nilai Pendidikan Religius

 Nilai religius ini merupakan nilainilai pusat yang terdapat di masyarakat. Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah keberadaan sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2009:326).

Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian suatu metode didasarkan atas kesesuaian dengan obyek yang akan diteliti. Berdasarkan obyek penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis tema, penokohan, serta nilai pendidikan ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan teknik studi kepustakaan yaitu membaca secara kritis dan teliti seluruh teks. Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi, yaitu membahas atau mengkaji isi novel Working Woman karya Ita Sembiring berdasarkan unsur intrinsik.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1.    Bagaimanakah tema yang terkandung dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?

Tema yang terkandung dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring yaitu “pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik”.

2.    Bagaimanakah penokohan dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?

a.    Cinder Sisada (tokoh utama)

Cinder merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang baik, sopan, dan beretika serta mempunyai tingkahlaku yang baik.

b.    Kaliaga Baliardo (suami Cinder)

Kaliaga merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang baik, lemah lembut, sopan dan pengertian. Selain itu dia merupakan tokoh yang berkembang dalam plot.

c.    Eleanor Luccini (sahabat Cinder)

Eleanor merupakan seorang yang mempunyai karakter yang baik, suka memberi semangat, Dan peduli terhadap orang lain serta mau menolong sesama.

d.   Hans Konijn

Hans Konijn mempunyai karakter yang keras dan disiplin, tapi dibalik itu semua terdapat sifat yang baik dan lemah lembut terhadap orang lain.

e.    Judy Hagenaars

Judy memiliki sifat yang terlalu percaya diri dan suka memanfaatkan orang lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaannya, terutama pada buruh baru.

f.     Annemie Klauwen

Annemie adalah seorang yang memiliki sifat yang baik dia suka menolong orang lain.

g.    Marlies Verschoor

Marlies merupakan seorang buruh yang memiliki sifat sopan meskipun dia berpenampilan paling kasar dan memakai tato, dan dia orang yang baik terhadap buruh baru.

h.    Oseh Hapari

Oseh memiliki sifat yang jelek, suka bertengkar, dan suka menjelekkan orang lain. Bahkan dia suka memanfaatkan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya.

i.      Marijn de Graaf

Marijn merupakan seorang yang memiliki karakter baik, ramah pada setiap orang, bahkan dia suka bercanda pada siapa saja, baik itu dari buruh baru maupun lama.

j.      Duwen (pekerja pabrik)

Duwen adalah seorang yang mempunyai sifat yang tidak mempunyai malu, bahkan dia terang-terangan melakukan pencurian di pabrik untuk dibawa pulang dan oleh-oleh tanpa ada rasa malu dan bersalah.

k.    Billay

Billay merupakan seorang yang mempunyai sifat baik. Akan tetapi dibalik kebaikannya dia suka mencuri.

l.      Dolly Marie

Dolly merupakan seorang yang memiliki sifat baik, tegas, dan tidak suka mempermasalahkan suatu masalah yang telah terjadi atau sudah lewat.

m.  Anyos

Anyos merupakan seorang yang bijaksana terhadap siapapun, baik itu terhadap buruh baru atau pun buruh lama. Dari sifat yang dimiliki Anyos banyak para buruh meminta pendapatnya tentang sikap atau cara kerja para buruh lain di pabrik.

3.    Nilai pendidikan apa sajakah yang terdapat dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring?

a.    Nilai Pendidikan Budaya

1)   Nama-nama orang di Belanda, karena di Belanda sejak dulu wajib menyebutkan nama belakang yang dimiliki keluaga tersebut. Meskipun nama belakang itu artinya jelek tapi orang tersebut harus mau dipanggil dengan nama itu.

2)   Di Indonesia orang tua jaman dahulu memberi nama anak-anaknya sesuka hatinya, apa yang baru dilihat atau di ucapkan maka anak yang baru lahir akan diberi nama itu.

b.    Nilai Pendidikan Moral

1)      Tidak intropeksi diri, contohnya Judy yang suka cari-cari kesalahan dari orang lain padahal pekerjaannya sendiri tidak ada yang benar bahkan berantakan.

2)      Mengucapkan terimakasih, contohnya ketika Eleanor mengucapkan terimakasih kepada Marlies yang sudah banyak membantu dan memberitahukan cara kerja dihari pertamanya bekerja.

c.    Nilai Pendidikan Sosial

1)      Tidak ramah terhadap orang lain, seperti beberapa tingkah laku para buruh di pabrik tidak begitu ramah terhadap seorang pendatang atau buruh baru.

2)      Status sosial antara bawahan dan atasan, seperti di Belanda buruh dan majikan sama-sama mendapatkan perlakuan yang baik. Tanpa membedakan status sosial diantara mereka.

d.   Nilai pendidikan religius

1)      Menomer satukan Tuhan dari pada Suami dan sahabatnya, seperti yang di percayai Cinder pada waktu di Belanda yang pertama adalah Tuhan.

2)      Bersembahyang, seperti adik lelaki Duwen yang bersembahyang di tample dengan menggunakan benda-benda yang berwarna silver.

Simpulan

Simpulan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut

1.        Dalam novel Working Woman karya Ita Sembiring terdapat tema yang menceritakan tentang “pengorbanan serta kegigihan seorang perempuan yang bekerja di perantauan sebagai buruh lepas di sebuah pabrik”.

2.        Dalam novel Working Woman terdapat tokoh utama yaitu Cinder Sisada. Dan tokoh tambahannya yaitu Kaliaga Baliardo, Eleanor Luccini, Hans Konijn, Judy Haggenaars, Annemie Klauwen, Marlies Verschoor, Oseh Hapari, Marijn de Graf, Duwen, Billay, Dolly Marie, dan Anyos.

3.        Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Working Women meliputi :

a.    Nilai pendidikan budaya diantaranya nama-nama belakang yang wajib di miliki oleh setiap warga Negara Belanda, meskipun nama itu mempunyai arti jelek.

b.    Nilai pendidikan moral diantaranya sifat egois, curang terhadap teman, tidak mempunyai tata krama, dan suka mencuri. Dan ada pula mempunyai sifat baik, ramah, sopan, dan beretika seperti yang di tunjukkan Cinder.

c.    Nilai pendidikan sosial seperti halnya cara bergaul dengan orang lain, keramahan, sikap saling membantu antar teman, dan tolong menolong terhadap orang lain.

d.   Nilai pendidikan riligius seperti yang ditunjukkan adik Duwen yang bersembahyang di Tample dengan menggunakan barang yang berwarna silver dan Oseh yang sudah berbuat mencuri meminta ampun pada Tuhan.

Saran-saran

Bagi pembaca karya sastra sebaiknya mengambil nilai positif dalam karya sastra yang telah dibacanya dan dapat mengambil pembelajaran yang terkandung dalam karya sastra tersebut, agar di kemudian hari dapat di terapkan dalam kehidupan di masyarakat dan pribadi.


Daftar Pustaka

Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Ketrampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Monamariani. 2012. Jenis-Jenis Novel, (online), (http://monamari aninovel.wordpress.com/2012/12/18/jenis-jenis-novel/), di akses pada tanggal 03 April 2013 pada jam 19.03 WIB.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Satriopandup. 2010. Ciri-Ciri Novel, (online), (http://satrio pandup.Wordpress .com/2010/03/14/ciri-ciri-novel/), di akses pada tanggal 04 April 2013 pada jam 15.47 WIB.

Sembiring, Ita. 2012. Working Woman. Banten: Shuhuf Media Insani.

Sembodo, Edy. 2009. Contekan Pintar Sastra Indonesia. Jakarta Selatan: Hikmah.

Susanto. 2013. Sastra, Perempuan, Korupsi. Bojonegoro: Gus Ris Foundation.

0 komentar: