21 Juli 2013





SASTRA DI ERA MODERN

Makalah ini disampaikan dalam seminar kelas IV D




Oleh :

Moh Nurudin
09112031


IKIP PGRI BOJONEGORO
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Jl. Panglima Polim No. 46 Tlpn (0353) 881046
2012



1.     Pendahuluan
Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.Selain itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalaui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya.karya-karya yang indah ini dalam sastra berupa cerpen, puisi, novel dan drama.
Karya sastra pada dasarnya memiliki fungsi ganda, yakni menghibur sekaligus bermanfaat.Dari fungsi tersebut, karya sastra tidak semata-mata hanya menyuguhkan hiburan kepada pembaca melalui cerita naratifnya, namun karya sastra juga bermanfaat bagi pembaca itu sendiri.Oleh karena fungsi gandanya itulah (menghibur dan bermanfaat), karya sastra dianggap sebagai media yang paling efektif dalam merubah paradigma masyarakat.
Guru Besar UGM (Universitas Gadjah Mada), Prof. Chamamah Soeratno mengatakan bahwa sastra adalah means that is not transmitable by other means, karya sastra bisa dikatakan sebagai media yang tidak tergantikan oleh media lain. Keunggulan sastra dari bidang lain adalah karena sastra merupakan sarana kritik yang menghibur sehingga pesan yang disampaikan oleh pengarang bisa meresap secara efektif dalam pikiran manusia tanpa mereka sadari. sastra juga dapat menjadi satu institusi sosial, kontrol sosial, alat perjuangan, dan juga menjadi ideologi. Sastra juga menghadirkan atau mencerminkan realitas dalam masyarakat (Dwi Susanto, 2010:1). Sebenarnya, dalam kondisi masyarakat saat ini, karya sastra dapat berkembang dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan oleh khalayak umum.Selain itu, karya sastra juga memiliki potensi untuk keluasan masyarakat dan semangat hidup semesta.Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra yang meliputi nilai sosial, intelektual, dan religius, sangat diperlukan oleh masyarakat modern.

Dengan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
-          Bagaimanakah perkembangan sastra di era modern?
-          Bagaimanakah peran sastra di era modern?

Tujuannya
-          Supaya masyarakat maupun pembaca mengetahui perkembangan sastra di era modern saat ini
-          Supaya masyarakat maupun pembaca mengetahui peran sastra di era modern.

2.     Pembahasan
Ø  Kajian pustaka
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskertaśāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks.Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya.Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral).Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
·         Novel
·         Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
·         Syair
·         Pantun
·         Sandiwara/drama
·         Lukisan/kaligrafi

Zaman modern biasanya merujuk pada tahun-tahun setelah 1500. Tahun tersebut ditandai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur, penemuan Amerika oleh Christopher Columbus, dimulainya Zeitgeist dan reformasi gereja oleh Martin Luther.
Masa modern ditandai dengan perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan, politik, dan teknologi. Dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seni modern, politik, iptek, dan budaya tak hanya mendominasi Eropa Barat dan Amerika Utara, namun juga hampir setiap jengkal daerah di dunia. Termasuk berbagai macam pemikiran yang pro maupun yang kontra terhadap dunia Barat. Peperangan brutal dan masalah lain dari masa ini, banyak diakibatkan dari pertumbuhan yang cepat, dan hubungan antara hilangnya kekuatan norma agama dan etika tradisional. Hal ini menimbulkan banyak reaksi terhadap perkembangan modern. Optimisme dan kepercayaan dalam proses yang berjalan di tempat telah dikritik oleh pascamodernisme sementara dominasi Eropa Barat dan Amerika Utara atas benua lain telah dikritik oleh teori pascakolonial.

Ø  Perkembangan sastra di era modern
Di dalam sejarahnya, bahasa Indonesia telah berkembang cukup menarik. Bahasa Indonesia yang tadinya hanya merupakan bahasa Melayu dengan pendukung yang kecil telah berkembang menjadi bahasa Indonesia yang besar. Bahasa ini telah menjadi bahasa lebih dari 200 juta rakyat di Nusantara Indonesia. Sebagian besar di antaranya juga telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama. Bahasa Indonesia yang tadinya berkembang dari bahasa Melayu itu telah “menggusur” sejumlah bahasa lokal (etnis) yang kecil.Bahasa Indonesia yang semulanya berasal dari bahasa Melayu itu bahkan juga menggeser dan menggoyahkan bahasa etnis-etnis yang cukup besar, seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda.Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa dari masyarakat baru yang bernama masyarakat Indonesia. Di dalam persaingannya untuk merebut pasar kerja, bahasa Indonesia telah mengalahkan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia juga telah tumbuh dan berkembang menjadi bahasa yang modern pula.
Perkembangan yang demikian akan terus berlanjut. Perkembangan tersebut akan banyak ditentukan oleh tingkat kemajuan masyarakat dan peranan yang strategis dari masyarakat dan kawasan ini di masa depan. Diramalkan bahwa masyarakat kawasan ini, yaitu Indonesia, Malasyia, Thailand, Vietnam, Brunai Darussalam, dan Filipina akan menjadi salah satu global-tribe yang penting di dunia. Jika itu terjadi, bahasa Indonesia (lebih jauh bahasa Melayu) juga akan menjadi bahasa yang lebih bersifat global. Proses globalisasi bahasa Melayu (baru) untuk kawasan Nusantara, dan bahasa-bahasa Melayu untuk kawasan Asia Pasifik (mungkin termasuk Australia) menjadi tak terelakkan. Peranan kawasan ini (termasuk masyarakatnya, tentu saja) sebagai kekuatan ekonomi, industri dan ilmu pengetahuan yang baru di dunia, akan menentukan pula bagaimana perkembangan bahasa Indonesia (dan bahasa Melayu) modern. Bahasa dan sastra Indonesia sudah semenjak lama memiliki tradisi kosmopolitan.Sastra modern Indonesia telah menggeser dan menggusur sastra tradisi yang ada di pelbagai etnis yang ada di Nusantara.
Perubahan yang terjadi itu tidak hanya menyangkut masalah struktur dan bahasa, tetapi lebih jauh mengungkapkan permasalahan manusia baru (atau lebih tepat manusia marginal dan tradisional) yang dialami manusia di dalam sebuah proses perubahan. Lihatlah tokoh-tokoh dalam roman dan novel Indonesia. Lihatlah tokoh Siti Nurbaya di dalam roman Siti Nurbaya, tokoh Zainudin di dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, tokoh Hanafi di dalam roman Salah Asuhan, tokoh Tini, dan Tono di dalam novel Belenggu, sampai kepada tokoh Lantip di dalam roman Priyayi. Mereka adalah tokoh-tokoh yang berusaha masuk ke dunia yang baru, dunia yang global, dengan tertatih-tatih.
Dengan demikian, satra Indonesia (dan Melayu) modern pada hakikatnya adalah sastra yang berada pada jalur yang mengglobal itu. Sebagaimana dengan perkembangan bahasa Indonesia, sastra Indonesia tidak ada masalah dalam globalisasi karena ia memang berada di dalamnya. Yang menjadi soal adalah bagaimana menjadikan bahasa dan sastra itu memiliki posisi yang kuat di tengah-tengah masyarakatnya.Atau lebih jauh, bagaimana langkah untuk menjadikan masyarakatnya memiliki posisi kuat di tengah-tengah masyarakat dunia (lainnya).

Ø  Peran sastra di era modern
Pada dunia modern peran sastra juga memberikan dampak yang positif dalam pikiran dan perasaan manusia. Manusia bisa berfikir kritis, kreatif, dan inovatif, memiliki wawasan yang luas ketika ia mendapatkan nilai-nilai positif yang dituangkan oleh pengarang dalam karya sastranya. Dalam era globalisasi ini, manusia dituntut untuk memiliki daya saing, kualitas, dan kompetensi yang tinggi baik dalam moral maupun iptek agar mampu bersaing dan memberikan pemikiran-pemikiran yang dapat bermanfaat.
Karya sastra dapat memberikan pesan dan amanat kepada pembaca untuk hal-hal yang positif.pembaca diajak untuk menjunjung tinggi norma-norma moral. Sastra mampu memberikan fungsi sebagai penyadar manusia akan peran sertanya dalam kehidupan sosial.
Menurut Djojonegoro (dalam H. Nani Tuloli, 2002:235), satra dapat dikatakan selalu merupakan bagian yang amat penting dari peradaban mana pun di dunia.Selain menjaga peradaban dan nilai-nilai adat istiadat, sastra juga dapat membentuk masyarakat yang modern. H. Nani Tuloli mengatakan, peran sastra dalam era globalisasi adalah :

1.      Mendorong dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman, dan bertaqwa.
2.      Memberi pesan kepada manusia, terutama pemimpin, agar berbuat yang sesuai dengan harapan masyarakat, mrncintai keadilan, kebernaran, dan kejujuran.
3.      Mengajak orang untuk bekerja keras demi kepentingan dirinya dan kepentingan bersama.
4.      Merangsang munculnya watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat, seperti kemauan untuk berkoban demi mencapai cita-cita.

Peran lain dari sastra pada era globalisasi adalah sebagai penyebar ilmu pengetahuan. Sastra diciptakan dengan analisis dan imajinasi dari pengarang, serta dengan membaca keadaan suatu kehidupan masyarakat.Beberapa ahli mengatakan bahwa karya sastra merupakan sumber ilmu pengetahuan yang selektif tetapi kaya.Di negara maju, karya sastra sudah dikombinasikan dengan teknologi, industrialisasi, dan ilmu pengetahuan lainnya.

3.     Penutup
Ø  Kesimpulan
Dalam kondisi masyarakat saat ini, karya sastra dapat berkembang dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan oleh khalayak umum. Selain itu, karya sastra juga memiliki potensi untuk keluasan masyarakat dan semangat hidup semesta.Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra yang meliputi nilai sosial, intelektual, dan religius, sangat diperlukan oleh masyarakat modern.
Penikmat karya sastra atau pembaca dapat menggugah perasaannya, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu untuk masyarakat lainnya. Mereka akan merasa memiliki andil dalam kegiatan masyarakat umum, sehingga menimbulkan kepedulian terhadap kepentingan bersama yang berjalan dalam masyarakat.

Ø  Saran
1.      Sastra dapat dijadikan sebuah kebiasaan membaca yang sangat dibutuhkan pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.      Sastra dapat dijadikan suatu acuan untuk memantapkan budaya yang beretika dan bermoral tinggi dalam kehidupan sebagai makhluk Tuhan, anggota masyarakat, dan pribadinya agar mencintai kebenaran, keberanian, kejujuran, ketabahan, dan ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bermasyarakat ataupun untuk dirinya sendiri.



DAFTAR PUSTAKA



-          http://id.wikipedia.org


0 komentar: