SASTRA DI ERA MODERN
Makalah ini disampaikan dalam seminar kelas
IV D
Moh Nurudin
09112031
IKIP PGRI BOJONEGORO
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Jl. Panglima Polim No. 46 Tlpn (0353) 881046
2012
1.
Pendahuluan
Sastra merupakan hasil cipta atau
karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.Selain itu sastra juga merupakan hasil
karya seseorang yang diekspresikan melalaui tulisan yang indah, sehingga karya
yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca untuk
menikmatinya.karya-karya yang indah ini dalam sastra berupa cerpen, puisi,
novel dan drama.
Karya sastra pada dasarnya
memiliki fungsi ganda, yakni menghibur sekaligus bermanfaat.Dari fungsi
tersebut, karya sastra tidak semata-mata hanya menyuguhkan hiburan kepada
pembaca melalui cerita naratifnya, namun karya sastra juga bermanfaat bagi
pembaca itu sendiri.Oleh karena fungsi gandanya itulah (menghibur dan bermanfaat),
karya sastra dianggap sebagai media yang paling efektif dalam merubah paradigma
masyarakat.
Guru Besar UGM (Universitas
Gadjah Mada), Prof. Chamamah Soeratno mengatakan bahwa sastra adalah means that
is not transmitable by other means, karya sastra bisa dikatakan sebagai media
yang tidak tergantikan oleh media lain. Keunggulan sastra dari bidang lain
adalah karena sastra merupakan sarana kritik yang menghibur sehingga pesan yang
disampaikan oleh pengarang bisa meresap secara efektif dalam pikiran manusia
tanpa mereka sadari. sastra juga dapat menjadi satu institusi sosial, kontrol
sosial, alat perjuangan, dan juga menjadi ideologi. Sastra juga menghadirkan
atau mencerminkan realitas dalam masyarakat (Dwi Susanto, 2010:1). Sebenarnya,
dalam kondisi masyarakat saat ini, karya sastra dapat berkembang dengan baik
dan manfaatnya dapat dirasakan oleh khalayak umum.Selain itu, karya sastra juga
memiliki potensi untuk keluasan masyarakat dan semangat hidup
semesta.Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra yang meliputi nilai
sosial, intelektual, dan religius, sangat diperlukan oleh masyarakat modern.
Dengan latar belakang
masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
-
Bagaimanakah perkembangan
sastra di era modern?
-
Bagaimanakah peran sastra
di era modern?
Tujuannya
-
Supaya masyarakat maupun
pembaca mengetahui perkembangan sastra di era modern saat ini
-
Supaya masyarakat maupun
pembaca mengetahui peran sastra di era modern.
2.
Pembahasan
Ø Kajian
pustaka
Sastra
(Sanskerta: shastra) merupakan
kata serapan dari bahasa Sanskertaśāstra, yang berarti "teks
yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-
yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah
pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai
defenisinya sebagai sekedar teks.Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra
yang kental nuansa puitis atau abstraknya.Istilah sastrawan adalah salah satu
contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain
itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral).Di sini
sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi
menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam
kategori Sastra adalah:
·
Novel
·
Syair
·
Pantun
Zaman modern biasanya merujuk pada
tahun-tahun setelah 1500. Tahun tersebut ditandai dengan runtuhnya Kekaisaran
Romawi Timur, penemuan Amerika oleh Christopher
Columbus, dimulainya
Zeitgeist dan reformasi gereja oleh Martin Luther.
Masa modern ditandai dengan perkembangan
pesat di bidang ilmu pengetahuan, politik, dan teknologi. Dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seni modern, politik, iptek, dan budaya tak hanya mendominasi Eropa Barat dan Amerika Utara, namun juga hampir setiap jengkal daerah di
dunia. Termasuk berbagai macam pemikiran yang pro maupun yang kontra terhadap dunia Barat. Peperangan brutal dan masalah lain dari
masa ini, banyak diakibatkan dari pertumbuhan yang cepat, dan hubungan antara
hilangnya kekuatan norma agama dan etika tradisional. Hal ini menimbulkan
banyak reaksi terhadap perkembangan modern. Optimisme dan kepercayaan dalam
proses yang berjalan di tempat telah dikritik oleh pascamodernisme sementara dominasi Eropa Barat dan Amerika
Utara atas benua lain telah dikritik oleh teori
pascakolonial.
Ø Perkembangan
sastra di era modern
Di dalam sejarahnya, bahasa Indonesia telah
berkembang cukup menarik. Bahasa Indonesia yang tadinya hanya merupakan bahasa
Melayu dengan pendukung yang kecil telah berkembang menjadi bahasa Indonesia
yang besar. Bahasa ini telah menjadi bahasa lebih dari 200 juta rakyat di
Nusantara Indonesia. Sebagian besar di antaranya juga telah menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pertama. Bahasa Indonesia yang tadinya berkembang dari
bahasa Melayu itu telah “menggusur” sejumlah bahasa lokal (etnis) yang
kecil.Bahasa Indonesia yang semulanya berasal dari bahasa Melayu itu bahkan
juga menggeser dan menggoyahkan bahasa etnis-etnis yang cukup besar, seperti
bahasa Jawa dan bahasa Sunda.Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa dari
masyarakat baru yang bernama masyarakat Indonesia. Di dalam persaingannya untuk
merebut pasar kerja, bahasa Indonesia telah mengalahkan bahasa-bahasa daerah
yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia juga telah tumbuh dan berkembang
menjadi bahasa yang modern pula.
Perkembangan yang demikian akan terus
berlanjut. Perkembangan tersebut akan banyak ditentukan oleh tingkat kemajuan
masyarakat dan peranan yang strategis dari masyarakat dan kawasan ini di masa
depan. Diramalkan bahwa masyarakat kawasan ini, yaitu Indonesia, Malasyia,
Thailand, Vietnam, Brunai Darussalam, dan Filipina akan menjadi salah satu
global-tribe yang penting di dunia. Jika itu terjadi, bahasa Indonesia (lebih
jauh bahasa Melayu) juga akan menjadi bahasa yang lebih bersifat global. Proses
globalisasi bahasa Melayu (baru) untuk kawasan Nusantara, dan bahasa-bahasa
Melayu untuk kawasan Asia Pasifik (mungkin termasuk Australia) menjadi tak
terelakkan. Peranan kawasan ini (termasuk masyarakatnya, tentu saja) sebagai
kekuatan ekonomi, industri dan ilmu pengetahuan yang baru di dunia, akan
menentukan pula bagaimana perkembangan bahasa Indonesia (dan bahasa Melayu)
modern. Bahasa dan sastra Indonesia sudah semenjak lama memiliki tradisi
kosmopolitan.Sastra modern Indonesia telah menggeser dan menggusur sastra
tradisi yang ada di pelbagai etnis yang ada di Nusantara.
Perubahan yang terjadi itu tidak hanya
menyangkut masalah struktur dan bahasa, tetapi lebih jauh mengungkapkan
permasalahan manusia baru (atau lebih tepat manusia marginal dan tradisional)
yang dialami manusia di dalam sebuah proses perubahan. Lihatlah tokoh-tokoh
dalam roman dan novel Indonesia. Lihatlah tokoh Siti Nurbaya di dalam roman
Siti Nurbaya, tokoh Zainudin di dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,
tokoh Hanafi di dalam roman Salah Asuhan, tokoh Tini, dan Tono di dalam novel
Belenggu, sampai kepada tokoh Lantip di dalam roman Priyayi. Mereka adalah
tokoh-tokoh yang berusaha masuk ke dunia yang baru, dunia yang global, dengan
tertatih-tatih.
Dengan demikian, satra Indonesia (dan Melayu)
modern pada hakikatnya adalah sastra yang berada pada jalur yang mengglobal
itu. Sebagaimana dengan perkembangan bahasa Indonesia, sastra Indonesia tidak
ada masalah dalam globalisasi karena ia memang berada di dalamnya. Yang menjadi
soal adalah bagaimana menjadikan bahasa dan sastra itu memiliki posisi yang kuat
di tengah-tengah masyarakatnya.Atau lebih jauh, bagaimana langkah untuk
menjadikan masyarakatnya memiliki posisi kuat di tengah-tengah masyarakat dunia
(lainnya).
Ø Peran sastra
di era modern
Pada
dunia modern peran sastra juga memberikan dampak yang positif dalam pikiran dan
perasaan manusia. Manusia bisa berfikir kritis, kreatif, dan inovatif, memiliki
wawasan yang luas ketika ia mendapatkan nilai-nilai positif yang dituangkan
oleh pengarang dalam karya sastranya. Dalam era globalisasi ini, manusia dituntut
untuk memiliki daya saing, kualitas, dan kompetensi yang tinggi baik dalam
moral maupun iptek agar mampu bersaing dan memberikan pemikiran-pemikiran yang
dapat bermanfaat.
Karya
sastra dapat memberikan pesan dan amanat kepada pembaca untuk hal-hal yang
positif.pembaca diajak untuk menjunjung tinggi norma-norma moral. Sastra mampu
memberikan fungsi sebagai penyadar manusia akan peran sertanya dalam kehidupan
sosial.
Menurut
Djojonegoro (dalam H. Nani Tuloli, 2002:235), satra dapat dikatakan selalu merupakan
bagian yang amat penting dari peradaban mana pun di dunia.Selain menjaga
peradaban dan nilai-nilai adat istiadat, sastra juga dapat membentuk masyarakat
yang modern. H. Nani Tuloli mengatakan, peran sastra dalam era globalisasi
adalah :
1.
Mendorong dan menumbuhkan
nilai-nilai positif manusia, seperti suka menolong, berbuat baik, beriman, dan
bertaqwa.
2.
Memberi pesan kepada
manusia, terutama pemimpin, agar berbuat yang sesuai dengan harapan masyarakat,
mrncintai keadilan, kebernaran, dan kejujuran.
3.
Mengajak orang untuk
bekerja keras demi kepentingan dirinya dan kepentingan bersama.
4.
Merangsang munculnya
watak-watak pribadi yang tangguh dan kuat, seperti kemauan untuk berkoban demi
mencapai cita-cita.
Peran
lain dari sastra pada era globalisasi adalah sebagai penyebar ilmu pengetahuan.
Sastra diciptakan dengan analisis dan imajinasi dari pengarang, serta dengan
membaca keadaan suatu kehidupan masyarakat.Beberapa ahli mengatakan bahwa karya
sastra merupakan sumber ilmu pengetahuan yang selektif tetapi kaya.Di negara
maju, karya sastra sudah dikombinasikan dengan teknologi, industrialisasi, dan
ilmu pengetahuan lainnya.
3.
Penutup
Ø Kesimpulan
Dalam kondisi masyarakat saat ini,
karya sastra dapat berkembang dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan oleh
khalayak umum. Selain itu, karya sastra juga memiliki potensi untuk keluasan
masyarakat dan semangat hidup semesta.Nilai-nilai yang terkandung dalam karya
sastra yang meliputi nilai sosial, intelektual, dan religius, sangat diperlukan
oleh masyarakat modern.
Penikmat karya sastra atau pembaca
dapat menggugah perasaannya, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu
untuk masyarakat lainnya. Mereka akan merasa memiliki andil dalam kegiatan
masyarakat umum, sehingga menimbulkan kepedulian terhadap kepentingan bersama
yang berjalan dalam masyarakat.
Ø Saran
1.
Sastra dapat dijadikan
sebuah kebiasaan membaca yang sangat dibutuhkan pada era kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.
Sastra dapat dijadikan
suatu acuan untuk memantapkan budaya yang beretika dan bermoral tinggi dalam
kehidupan sebagai makhluk Tuhan, anggota masyarakat, dan pribadinya agar
mencintai kebenaran, keberanian, kejujuran, ketabahan, dan ketangguhan yang
sangat dibutuhkan dalam pembangunan bermasyarakat ataupun untuk dirinya
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar