01 April 2013



BAB I
PERAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN

PENELITIAN DAN LANGKAH-LANGKAHNYA
Langkah-langkah dalam proses penelitian meliputi :
1.      Perumusan masalah
2.      Penyusunan kerangka berpikir
3.      Perumusan hipotesis
4.      Pengujian hipotesis
5.      Penarikan kesimpulan

STATISTIKA
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara penyusunan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan mengennai suatu keseluruhan (yang disebut populasi) berdasarkan data yang ada pada bagian dari keseluruhan tadi. Bagian dari keseluruhan (populasi) disebut sampel.
Statistikan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.      Statistika deskriptif
Bagian statistika yang mempelajari tentang cara penyusunan dan penyajian data  yang dikumpulkan. Penyusunan data dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai urutan data atau kelompok data dan atau cara lain sehingga pengguna data dapat mengenalinya dengan mudah. Sedangkan penyajian data dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai data atau kelompok data dalam bentuk grafik, gambar atau diagram.
2.      Statistika induktif atau statistika inferensial
Statistika induktif merupakan bagian dari statistic yang mempelajari tata cara penarikan kesimpulan mengenai populasi berdasrkan data yang ada pada sampel.

PERANAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN
Statistika (induktif) memberikan jalan keluar terhadap penarikan suatu kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
Penarikan kesimpulan juga memiliki kesalahan. Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti mendasarkan kepada alat pengumpul data (instrument). Alat pengumpul data berdasar kepada berbagai alat yang pada dasarnya tidak lepas dari ketidaktelitian dalam pengamatan. Namun ketidaktelitian tersebut sampai pada tingkat tertentu, dapat dipertanggungjawabkann secara ilmiah. Dengan demikian, penarikan kesimpulan secara statistic memungkinkan kita melakukan kegiatan keilmuan secara ekonomis, yang tanpa statistic tidak dapat dilakukan.

VARIABEL DALAM PENELITIAN
Variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang diteliti. Variabel diartikan pula sebagai sesuatu yang menggolongkan anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa golongan. Varibel dapat pula diartikan sebagai suuatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai (harga). Contoh :
-          Jenis kelamin adalah variable yang mempunyai dua nilai, yaitu laki-laki dan perempuan.
-          Cacah anak dalam keluarga merupakan variable yang mempunyai nilai 0, 1, 2, 3, dst.
-          Tinggi badan merupakan variable yang memunyai nilai 150cm, 151cm, 152cm dst.
Variabel disajikan dengan symbol X, Y, H dst (disajikan dengan huruf capital). Nilai-nilai variable X disajikan dengan X1, X2, … atau x1, x2, …
Terdapat empat skala pengukuran variable, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.

Skala pengukuran nominal
Skala ini merupakan skala yang paling sederhana. Tidak ada asumsi jarak dan urutan dalam skala ini. Karakteristiknya adalah dapat dilakukan klasifikasi atau kategori pengamatan. Contoh variable nominal adalah agama dan jenis kelamin.



Skala pengukuran ordinal
Karakteristik skala pengukuran ordinal adalah : (1) dapat dilakukannya klsifikasi pengamatan dan (2) dapat dilakukannya pengurutan pengamatan. Contoh: variable tingkat pendidikan yang dapat diurutkan menjadi enam nilai, yaitu tidak sekolah, tamat sekolah dasar, tamat sekolah lanjutan tingkat pertama, tamat sekolah lanjutan tingkat menengah, tamat akademi dan tamat perguruan tinggi.

Skala pengukuran interval
Karakteristiknya adalah ; (1) dapat dilakukannya klasifikasi pengamatan, (2) dapat dilakukannya pengurutan pengamatan, (3) terdapatnya satuan pengukuran. Contoh : prestasi belajar. Dalam skala pengukuran interval tidak dapat dilakukan perbandingan. Misal siswa A mendapat nilai 80 dan siswa B mendapat nilai 40, maka tidak lazim dikatakan bahwa A dua kali lebih pandai dari B.



BAB II
PENYAJIAN DATA

PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL
Terdapat beberapa jenis table, yaitu : (1) table baris kolom, (2) table kontingensi, (3) tabeel distribusi frekuensi.  Terlepas dari jenis table, terdapat lima komponen dalam penyajian data, yaitu: (1) judul table, (2) judul baris, (3) judul kolom, (4) badan tabel, (5) sumber table.

Tabel Baris Kolom
Table baris kolom dipakai untuk menyajikan data yang sederhana, yang biasanya hanya terdiri dari satu variable saja.

Contoh 1:
table perkembangan garis kemiskinan dan jumlah penduduk miskin di Indonesia

Tabel 1
Perkembangan Garis Kemiskinan dan
Banyaknya Penduduk Miskin di Indonesia tahun 1998-2008
Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Desa)
Banyak penduduk miskin di Desa (Juta jiwa)
Garis Kemiskinan (Rp/Kota)
Banyak penduduk miskin di kota (juta jiwa)
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
20009
2878
2990
3575
3976
5879
7867
8008
9078
109757
123578
164868
186098
44,2
34,8
24,7
22,9
20,6
18,9
17,3
15,3
12,4
14,8
16,9
19,9
4575
5978
6088
7876
8324
9344
104757
112666
130738
158675
159670
168987
20,8
19,8
17,6
16,3
15,0
13,9
12,5
10,7
9,2
10,7
15,0
17,1
Sumber : Biro Pusat Statistik, 2008

Tabel Kontingensi
Untuk data yang terdiri dari dua variable (factor) dapat dibuat table kontingensi

Contoh 2:
Table kontingensi yang menyatakan banyaknya siswa sekolah kabaupaten Apa menurut tingkat sekolah dan jenis kelamin

Tabel 2
Banyaknya Murid Sekolah Kabupaten Apa
Menurut Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin pada Tahun 20009
Tingkat sekolah

Jenis kelamin
SD
SLTP
SMA/SMK
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
23355
25392
18432
20225
16555
15320
58342
60937
Jumlah
48747
38657
31875
119279

Tabel Distribusi frekuensi
Jika data kuantitatif dikelompokkan menjadi beberapa kategori (golongan) maka dapat dibuat table distribusi frekuensi (dapat berupa table distribusi data tunggal dan table distribusi frekuensi data bergolong)

Contoh 3:
Misalnya kita menggulingkan dadu sebanyak 20 kali dan mencatat hasilnya.
5          3          2          2          1          6          4          3          5          6         
2          1          4          2          3          5          1          6          6          2

Data tersebut dapat disusun dalam table distribusi frekuensi data tunggal sebagai berikut:

Tabel 3
Munculnya mata dadu dalam 20 kali pelemparan
Mata dadu
Tally (turus)
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
///
////
///
//
///
////
3
5
3
2
3
4
Jumlah
20

Contoh 4:  
Misalnya nilai ulangan kelas IIIA yang terdiri dari 40 anak adalah sebagai berikut:
58        53        56        64        50        50        55        57        56        56
71        72        50        77        83        80        88        43        60        68
70        71        60        55        42        58        83        92        95        47
51        82        70        57        67        82        55        69        72        65

Data tersebut dapat disusun dalam table distribusi frekuensi data bergolong (berkelompok) sebagai berikut:

Tabel 4
Hasil ulangan matematika kelas IIIA
Nilai
Tally(turus)
Frekuensi
41 – 50
51 – 60
61 – 70 
71 – 80
81 – 90
91 – 100
////  /
//// //// ////
//// ///
////
////
//
6
14
8
5
5
2
Jumlah
40

Beberapa istilah yang sering dipakai dalam table distribusi frekuensi data bergolong adalah sebagai berikut :
1.      Interval kelas (disingkat kelas); Tiap-tiap kelompok nilai disebut interval kelas. Table di atas memuat 6 interval kelas.
2.      Batas kelas;  batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan yang lain. Batas kelas pertama adalah 41 dan 50. Nilai 41 disebut batas bawah kelas pertama, sedangkan 50 adalah batas atas kelas pertama, dst.
3.      Titik tengah; Titik tengah adalah nilai yang terdapat di tengah-tengah kelas. Pada table di atas, titk tengah kelas pertama adalah 45,5, diperoleh dari .
4.      Tepi kelas ; Tengah-tengah nilai yang membatasi dua batas kelas yang berturutan disebut tepi kelas. Pada tebel di atas, 50,5 adalah tepi atas kelas pertama, sekaligus tepi bawah kelas kedua.
5.      Lebar kelas; Selisih antara tepi atas dan tepi bawah suatu kelas disebut lebar kelas. Biasanya lebar tiap kelas selalu sama. Pada table di atas, lebar kelasnya adalah 10, dipeoleh dari 60,5 – 50,5.

Banyaknya kelas
Tidak ada pedoman baku yang mutlak harus diikuti dalam menentukan banyaknya kelas pada table distribusi frekuensi bergolong. Namun demikian, disarankan agar banyaknya kela tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil. Pada umumnya banyaknya kelas berkisar antara 5 sampai dengan 8.

Distribusi frekuensi relative
Tabel distribusi frekuensi relative dibuat jika frekuensi masing-masing kelas dinyatakan dalam persen  terhadap frekuensi total.

Tabel 5
Hasil Ulangan Matematika Kelas IIIA
(dinyatakan dalam frekuensi relative)
Nilai
frel (dalam %)
41 – 50
51 – 60
61 – 70 
71 – 80
81 – 90
91 – 100
15,00
35,00
20,00
12,50
12,50
5,00
Jumlah
100,00

Tabel distribusi kumulatif
Tabel distribusi kumulatif dibentuk dari table distribusi frekuensi dengan menjumlahkan frekuensi  demi frekuensi dari kelas-kelas yang berturutan.

Tabel 6
Hasil Ulangan Matematika Kelas IIIA
(dinyatakan dalam table distribusi kumulatif)
Nilai
fkum
Kurang dair 41
Kurang dari 51
Kurang dari 61
Kurang dari 71
Kurang dari 81
Kurang dari 91
Kurang dari 101
0
6
20
28
33
38
40
Jumlah
40

LATIHAN
1.      Nilai-nilai 40 siswa adalah sebagai berikut:
6          7          7          5          6          5          6          7          6          7
6          4          5          6          7          6          8          5          6          8
7          5          7          7          6          8          6          6          6          7
6          5          7          6          5          6          7          7          6          5
4          5          9          4          8          9          4          8          5          9
a.       Buatlah table distribusi frekuensi dari data tersebut!
b.      Dari table tersebut buatlah histogram dan polygon frekuensinya!
c.       Jika dibuat kurva mulus yang mendekati polygon frekuensinya, sehingga diperoleh model populasinya, miring ke kanan atau ke kirii kah model populasi tersebut?

2.      Data berat badan (dalam kg) dari 40 orang adalah sebagai barikut:
62        78        70        58        65        54        69        71        67        74
64        45        59        68        70        66        80        54        62        83
77        51        72        79        66        83        63        67        61        71
64        59        76        67        59        64        70        73        67        56
42        56        91        48        81        92        46        82        52        92
a.       Buatlah diagram batang dari data tersebut!
b.      Buatlah table distribusi frekuensi data bergolong dari data tersebut dengan menggunakan kelas-kelas 51 – 60, 61 – 70, dst.
c.       Dari table distribusi frekuensi tersebut, buatlah table distribusi frekuensi relative!
d.      Dari table distribusi frekuensi tersebut, buatlah table distribusi frekuensi kumulatif kurang dari!
e.       Dari table distribusi frekuensi tersebut, buatlah histogram dan polygon frekuensi!
f.       Jika dibuat kurva mulus yang mendekati polygon frekuensinya, sehingga diperoleh model populasinya, miring ke kanan atau ke kiri kah model populasi tersebut?


0 komentar: